F Lueur de Sens - Raisa Auliya

Lueur de Sens

  


———

  Matahari semakin meninggi, cahaya hangat keemasan perlahan merambat memasuki halaman rumahku. 

Aku duduk sejenak di atas bangku panjang yang selama ini menjadi tempat paling nyaman untukku.

Sembari menikmati cahaya matahari yang membuat pola indah di dinding, pikiranku mulai berkelana luas.

Satu demi satu muncul secara beraturan di dalam kepalaku. Segala hal yang terjadi secara tidak langsung memberiku cara yang lain dalam memandang kehidupan. 

Semuanya. 

Baik sedih maupun senang, terjadi atas diriku sendiri ataupun orang lain, bahkan dari peristiwa besar hingga hal-hal kecil sepele pun tak luput dari pengamatanku.

Selama ini aku telah melihat, bahwa terkadang ada saatnya kita bermimpi ada saatnya pula kita harus kompromi dengan keadaan. 

Ada saatnya menikmati momen kebersamaan yang hangat, ada kalanya juga kita butuh menikmati kesendirian yang menenangkan. 

Ada yang namanya berharap, namun juga harus mampu menerima ketetapan yang telah digariskan sebelumnya.

Selama ini—atau lebih tepatnya di akhir tahun ini, aku menemukan sebuah pelajaran singkat tentang hidup.

Bahwa ternyata hidup bahagia itu tidak selamanya harus berjalan memenuhi ekspektasi kita, namun justru kitalah yang harus mampu memenuhi cerita kita dengan sebaik-baiknya.

Jika suatu saat kita harus mengesampingkan mimpi dan cita-cita yang telah kita angankan selama ini, mungkin kita akan berpikir, "Lalu untuk apa kita punya mimpi kalau ujung-ujungnya harus dikubur juga?" 

Ternyata tidak sesepele itu. Mimpi ada bukan hanya untuk dijadikan angan dan berharap dapat terwujud suatu saat nanti, tanpa kita sadari bahwa dengan mimpi-mimpi itulah kita hidup selama ini. Bersama mimpi-mimpi itu kita membangun semangat dan motivasi.

Sekalipun suatu saat kita harus rela mengesampingkan mereka, namun jangan pernah berpikir bahwa itu semua sia-sia. Tidak ada yang sia-sia di sini.

Karena dengan mereka, secara tidak langsung mendorong kita untuk tetap bertahan dan berjuang sejauh ini. 

Dengan mereka, kita mampu merasakan yang namanya kebahagiaan dalam khayalan—walau terkesan semu. Tak apa. Nanti pasti tiba waktunya kebahagiaan yang hakiki menghampiri kita.

Sekalipun liburanku kali ini tampak tidak seperti liburan pada umumnya, setidaknya pada liburan kali ini aku mampu menemukan beberapa pelajaran penting yang kurasa tak pernah terpikir olehku sebelumnya. 

Mungkin bukan hanya aku yang sedang merasakannya saat ini, melainkan kalian juga, mereka juga. Semua mungkin merasakannya. Apalagi di detik-detik pelepasan masa sekolah wajib ini. 

Di penghujung tulisan pada malam hari ini, aku ingin mengatakan,

"Jangan pernah menyerah dengan keadaan, bahwa segala sesuatu yang ada di dalam kisah kita tak lain adalah untuk membantu menghias perjalanan kita menjadi lebih mengagumkan lagi."

Sekian tulisanku kali ini, mungkin kita bisa berjumpa lain waktu? Aku tidak janji, ya. Semoga saja.

Terima kasih.


Selamat malam,
Raisaliya♡

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar