Diperkirakan, anting-anting sudah digunakan oleh manusia sejak
5.000 tahun yang lalu. Salah satu bukti arkeologis yang ditemukan berasal dari
reruntuhan situs di Persepolis, Persia Kuno.
Di sana, ada ukiran dinding yang menggambarkan tentara Persia
yang memakai anting-anting. Pada zaman itu, anting-anting dipakai oleh masyarakat
sebagai simbol kasta, agama, dan identitas seseorang dalam masyarakat. Saat itu,
anting-anting juga dianggap sebagai jimat pelindung yang dipakai oleh para
prajurit dan menjadi lambang kekuatan dan keperkasaan kaum pria.
Sedangkan Bangsa Yunani baru mengenal penggunaan anting-anting
pada 2.000 tahun SM. Mereka mengenal anting-anting sebagai perhiasan kaum perempuan,
bukan aksesori kaum laki-laki sebagaimana yang telah dilakukan oleh Bangsa
Persia sebelumnya, hal ini dikarenakan kaum laki-laki mereka menganggap
anting-anting sebagai simbol kelemahan (tidak layak digunakan kaum laki-laki).
Di awal-awal kemunculannya, anting-anting hanya berbentuk cincin besar dengan pinggirannya yang tipis. Setelahnya, barulah manusia mulai mengkreasikan anting-anting dalam berbagai macam bentuk rupa, seperti bulan sabit, hingga perahu.
Pada abad ke-20 lah, anting-anting kembali menjadi aksesori
utama di Eropa, setelah ditemukannya model anting jepit dan cara melubangi daun
telinga yang tidak sakit. Anting-anting model jepit mulai muncul pada tahun
1930, hal ini menjadi alternatif bagi para wanita yang ingin menggunakan
anting-anting tetapi takut untuk melubangi daun telinga mereka.
Sedangkan kepopuleran anting-anting dalam dunia Rock sendiri
baru muncul sekitar tahun 1970-an. Oleh mereka, anting-anting dipakai di bagian
tubuh lain selain telinga, seperti bibir, hidung, perut, dan pelipis. Pada
tahun 1980, anting-anting juga menjadi tren di kalangan para musisi pria di
Inggris.
Ternyata, di balik sebuah hal yang sepele, terdapat banyak kisah dan sejarah yang mewarnai kehadirannya. Wah, hebat, ya!
-Sumber: Dari berbagai sumber.
0 komentar:
Posting Komentar